25 November 2008

Citra vs Realita

(berikut ini adalah hasil ringkasan dari kotbah Minggu yang disampaikan Pdt. Yohanes di gerejaku pas hari Minggu 23 November kemaren).

di hari-hari ini, banyak sekali kita lihat poster-poster dan gambar-gambar para calon anggota legislatif..pada calon anggota DPRD, maupun para calon bupati or walikota..jika kita perhatikan dengan seksama, foto dan gambar mereka semua menampilkan citra yang baik..

Senyum, muka yang berseri, slogan-slogan yang berisi muatan yang positif untuk membantu rakyat dan memperjuangkan nasib rakyat kecil. Bahkan tak jarang disertai janji-janji program yang bisa dibilang "ampuh" menurut mereka.

Namun, apa yang akan jadi kenyataan saat mereka telah duduk di posisi tersebut? mereka tak jarang bahkan terlampau sering melupakan apa yang telah mereka janjikan dan apa yang telah menjadi citra mereka. Itulah yang dinamakan citra, terkadang berbeda jauh dengan realita.

Begitu pula dengan kehidupan kita.

Ada dua jenis orang percaya yaitu orang percaya hanya sekedar 'CITRA' dan orang percaya yang 'REALITA'.

apakah itu?

sebelum membahas lebih lanjut yuks kita sama2 baca ayat Alkitab yang ada di dalam Matius 7 : 24-27 dan Lukas 6:46-49

Matius 7:24-27
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Lukas 6:46-49
6:46 "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
6:47 Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--,
6:48 ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
6:49 Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."

Nah, dari ayat di atas saja kita sudah jelas bisa membedakan mana yang tadi disebut CITRA dan mana yang disebut REALITA. Citra hanya mementingkan penampilan luarnya saja sedangkan Realita lebih dari itu.

Kehidupan kita diibaratkan dengan proses membangun sebuah rumah, jika kita amati adalah sebuah hal yang membutuhkan waktu lama saat mulai membangun sebuah pondasi. pembangunan pondasi ini membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan untuk menjamin kekuatan bangunan yang didirikan. Tahapan mendirikan bangunan bisa lebih cepat dilakukan ketimbang membuat pondasi. Oleh karena itu, proses ini merupakan proses kunci untuk kokohnya bangunan.

Kehidupan yang diberi pondasi yang benar akan memberikan kekuatan yang kentara jika dibandingkan dengan kehiudpan tanpa pondasi yang benar. Pondasi hidup kita semesti nya YESUS sendiri yang merupakan Batu Penjuru kita. Dia lah pondasi dari keseluruhan hidup kita.

Ibarat sebuah pohon, Akar lah yang memegang peranan penting dalam hidupnya. Akar merupakan pondasinya!! walaupun pohon itu memilki daun atau bunga yang indah namun tetap saja akar yang memegang peranan penting. Akarlah yang menentukan seberapa kuat pohon itu bertahan mengalami terpaan angin maupun hujan.

Yuks periksa pondasi kita..periksa akar dari kehidupan kita..Masihkan akar kita kokoh? masihkan pondasi kita benar?

Tetaplah berlari! (a letter from God)


AnakKu yang terkasih, Aku hampir tidak percaya ketika membaca suratmu.Bukankah baru beberapa minggu yang lalu engkau berjanji tidak akanmenyerah?
Aku tahu, mungkin minggu-minggu ini terasa sangat sulit bagimu,
tapi, anakKu, kuatkan hatimu.


Tetaplah berlari dalam track yang sudah kusediakan karena Aku tahu yang terbaik bagimu.
Bila kau merasa lelah, berhentilah sejenak,
ambil roti dan air hidup yang PutraKu telah tawarkan dan makanlah.
Aku yakin, setelah kau mendapatkan keduanya, kau akan merasa segar kembali.
Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan mulai langkahkan kakimu untuk bergerak maju.


Fokuskan pandanganmu pada apa yang ada di depanmu, pada tujuanyang kau miliki, yaitu menyelesaikan perlombaan dan menjadi juara.
Buanglah kemarahan dan sakit hati yang menghantui pikiranmu.
Amarah dan sakit hati itu tidak ada gunanya,
hanya menguras tenaga dan menghambatmu mencapai tujuan.
Terkadang Aku mengijinkan hal-hal yang buruk terjadi karena Aku ingin melatihmu.
Aku ingin kaki-kakimu menjadi lebih kuat daripada sebelumnya.
Dengan begitu engkau dapat berlari dengan lebih cepat.

Berhentilah mengasihani dirimu sendiri, berdirilah tegap, dan punyailah mental seorang pemenang.
Seorang pemenang, bukan dilihat dari berapa kali ia sukses meraih gelar juara.Di mataKu,
seorang pemenang adalah seorang yang tidak pernah menyerahterhadap kegagalan,
yang mau bangkit setiap kali ia jatuh.

Karena itu,jangan pernah menyerah ketika kau jatuh tersandung kerikil-kerikil disepanjang jalanmu.
Jangan pula kau merasa malu terhadap dirimu sendiri.
Angkat kepalamu dan teruskan perjalananmu mencapai finish.Ketika pertandingan dimulai,Kuharap kau bisa mengacuhkan omongan orang-orang yang menonton di bangku stadion.
Jangan merasa sombong karena pujian atau karena kau diunggulkan.
Pujian dan pengagungan yang keluar dari mulut mereka terkadang hanya sekedar basa-basi di depan para juara.
Tak jarang, kata-kata manis itu akan segera berubah menjadi kritikan pedas dan kecaman ketika para juara itu gagal.
Karena itu, kau juga tidak perlu risau ketika mendengar pernyataan-pernyataan skeptis yang mengatakan engkau pasti kalah.
Kau bukan bertanding atas kemauan mereka.
Kau juga tidak hidup berdasarkan omongan mereka.Pelari yang berpengalaman tahu akan hal itu.
Karena itu, tidak usah pusing dengan perkataan-perkataan mereka. Fokuskan pikiranmu pada tujuan yang semula, bukan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain, tapi untuk menyelesaikan pertandingan.

Aku, Pelatihmu, tidak pernah meragukan kemampuan yang kau miliki.
Aku tahu seberapa besar potensi yang ada padamu dan Aku tahu kau pasti bisamencapai garis finish dengan gemilang.Selamat berjuang anakKu, Aku menunggumu di garis finish.



Yang mengasihimu,



Ayahmu, Pelatihmu, Sahabatmu, Penonton setiamu